Sabtu, 08 Desember 2012

SUPERMAN


“Supermanku !!” aku berteriak di balik jendela ruang kelas, aku melihatnya berjalan menyusuri lorong kelas. Seseorang lelaki yang sudah mengisi relung hatiku selama dua tahun ini, aku menyukainya secara diam-diam. Aku segera berlari keluar kelas untuk melihatnya lebih jelas lagi secara diam-diam tentunya, kuposisikan diriku tepat di depan pintu kelas. Berkali-kali kuurungkan niatku untuk sekedar menyapanya. Aku dikejutkan oleh suara Aryo sahabatku sejak masih di bangku SMP.
“Loe ? sejak kapan disitu ?” aku sedikit gugup, aku takut ketahuan sedang mengamati gerak-gerik seseorang diujung sana.
“Uda dari tadi Ra, loe lagi ngeliatin Tara kan ? ciee” ledek Aryo. Ya .. superman itu adalah Tara anak kelas sebelah yang udah bener-bener menarik hati seorang cewek bernama Rara yang tidak lain tidak bukan adalah aku. Kutatap kedua mata Aryo dengan tajam.
“Gag usah ngeliatin gue kayak gitu juga kali Ra, slow”
“Haha, loe masih aja takut setiap gue liat kayak gitu”
“Hyaakkk, saudari Rara Vania gue bunuh loe”
“Bunuh aja kalo bisa” aku berlari menembus beberapa kerumunan murid-murid SMA Citra Bangsa 1 yang tengah istirahat.
“Brakk” aku menabrak seesorang yang bertubuh tegap, sudah bisa ditebak dia seorang pemain basket. Aku bangkit berdiri dan mencoba untuk meminta maaf.
“Maaf” ucapku singkat. Setelah kuangkat kepalaku aku baru sadar ternyata itu adalah Mario, adik kelas yang terkenal akan kepintarannya dan permainan basketnya.
“Gapapa Ra” jawabnya dengan mengacak rambutku, bagaimana dia bisa tau namaku ? setauku aku tidak begitu populer dikalangan siswa putri seantero SMA Citra Bangsa 1.
“Hee, gimana kalo loe gue traktir sebagai permintaan maav gue ?” pintaku.
“Baiklah” jawabnya singkat. Kami berdua berjalan kearah kantin sekolah, aku celingak-celinguk mencari keberadaan Aryo sampai akhirnya di kantin kami memilih meja paling ujung yang berhadapan langsung dengan kolam ikan, aku masih saja mencari keberadaan Aryo yang setauku tadi mengejarku.
Tiba-tiba saja Mario memutar kepalaku kurang lebih 90°, sekarang posisiku kedua mataku sudah menatap Mario “Loe nyari siapa sih ? Loe kan lagi sama gue jadi loe harus focus ke gue”
Aku terkejut dengan ucapannya, ini memang pertama kalinya aku berkomunikasi secara langsung dengan Mario yang berstatus sebagai adik kelas juga masuk daftar cowok terpopuler di sekolah.
“Iya iya, loe mau makan apa ? Pesen aja” jawabku.
“Bakso deh”
“Oke, Bu bakso 2 ya” teriakku dari meja ujung, tak kupedulikan tatapan sinis dari beberapa pasang mata siswi perempuan.
“Kok loe gag histeris Ra ?”
“Histeris untuk apa ? emang ada sesuatu yang perlu gue histerisin gitu”
“Gue, kan gue termasuk cowok terpopuler disini” mataku hampir saja keluar mendengar pernyataannya.
“Hah ? itukan menurut loe” jawabku santai, dengan menarik bakso yang telah sampai di meja kami. Obrolan kami terhenti utnuk sesaat, kupandangi bakso yang sangat menggoda mata dan perutku, langsung saja kulahap bakso ini tak kupedulikan Mario yang sedari tadi menatapku. Saat tengah menikmati gelindingan bakso yang kedua aku melihat Tara melintas tepat di belakang Mario, aku sedikit tersedak danjantungku berdetak melbihi kapasitas. Mario membantuku menepuk-nepuk punggungku “Pelan-pelan dong  Ra, kaya ngeliat apaan aja loe”
“Maav untuk kedua kalinya. Kok loe bisa tau nama gue sih ?” tanyaku dengan rasa penasaran yang cukup hebat.
“Dari kertas dipunggung loe” sontak saja aku meraba punggungku, kutemukan kertas yang bertuliskan Rara gila.
“Ini pasti ulah si Aryo” kuremas kertas itu dan segera bangkit dari  tempat dudukku.
“Loe mau kemana Ra ?” Tanya Mario dengan menarik tanganku.
“Gue ada urusan. Ini uangnya”
Aku bergegas untuk mencari manusia jail bin nyebelin alias Aryo. Kutemukan Aryo tengah menggoda beberapa adik kelas, kutarik lengan bajunya “Heh, apa yang kau lakukan ?”
“Ampun Ra” rengek Aryo, akhirnya kami berjalan bersama menuju kelas.
Sesampainya dikelas aku dihadang oleh beberapa murid perempuan yang salah satunya temans ekelasku bernama Rosa.
“Heh Ra !! gue kira loe emang pendiem ternyata loe suka godain cowok sekarang” kutajam kan pendegaranku, apa aku tidak salah dengar Rosa menuduhku.
“Maksudmu apa heh ?” Aryo membelaku.
“Bentar Yo, sebenernya ada apa sih Sa ? gue gag ngerti”
“Yaampun Ra, loe tu pura-pura bego atau apa sih ?” salah satu dari mereka mulai sedikit menaikkan suaranya.
“Loe uda dengan jelas godain Mario masih aja belagak gag tau loe”
Mario ? oh kejadian di kantin tadi rupanya “Haha, jadi ini semua karna siapa tadi ? Mario ?”
“Heh, kenapa loe ketawa Ra ?” Rosa terlihat sangat terkejut dengan tanggapanku.
“Tadi gue nabrak dia terus sebagai permintaan maav gue traktir dia makan bakso, Cuma itu aja ! oh jadi loe semua rame-rame nyamperin gue atas dasar rasa suka sama Mario , cie” aku balik menggoda mereka, alhasilwajah mereka sekita itu juga memerah layaknya kepiting rebus.
“Yee, udah deh Ra” Rosa sedikit membentakku, aku masih saja terus tertawa dengan memegangi perutku sampai dengan mereka berlalu.
“Emang loe tadi sama Mario Ra ?” Tanya Aryo antusias.
“Iya” jawabku singkat.
“Kok bisa ?”
“Yang jelas ini semua gara-gara ngejar loe terus gue nabrak dia”
“Iyusss ?” potong Aryo dengan manja.
“Miapah ??” jawabku dengan menyeringai.
“Yaelah, loe Ra” Aryo merubah wajah yang semula penuh dengan rasa penasaran mendadak murung.
“Iyaiya, trus gue traktir dia bakso ! puas ??”
“Puas” jawab Aryo dengan diiringi tawanya yan membahana.
***

Sekitar jam empat sore aku sudah pulang dari sekolah, sesampainya di rumah aku segera berlari kea rah lemari pendingin yang berada di dapur. Kubuka pintunya dengan cepat disitu sudah ada berderet botol yang berisi air dingin, aku ambil salah satunya lalu kutuangkan ke gelas, betapa nikmatnya saat cairan dingin ini lewat melalui kerongkonganku.
“Dik” ayah memanggilku, itu sedikit mengagetkanku sejujurnya.
“Iya Ayah” jawabku.
Aku beranjak menuju lantai atas tempat dimana biasanya ayah bekerja, kulewati anak tangga kayu ini satu persatu sampai dimana aku melihat ayah sedang sibuk dengan laptopnya, aku mendekat ke arahnya.
“Ada apa ayah ?” tanyaku.
“Kau sudah pulang dari tadi ?” Tanya ayah tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

TBC :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar